Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Sistem
reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan tentang Anatomi
dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling
dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita.
Dalam makalah ini akan dibahas dua hal yaitu tentang ANATOMI dan
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI yang menerangkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi
Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita.
Reproduksi
atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi
secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh saat mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ?
2.
Bagaimana pembentukan sperma pada pria?
3.
Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita ?
4.
Bagaimana pembentukan ovum pada wanita?
5.
Bagaimana terjadinya menstruasi pada wanita?
6.
Bagaimana terjadinya pembuahan pada wanita?
7.
Bagaimana terjadinya kehamilan pada wanita?
8.
Bagaimana terjadinya menopouse pada wanita?
9.
Apa saja penyakit pada sistem reproduksi?
1.3
Tujuan
1.
Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
2.
Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita
3.
Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi
Bab II
Isi
2.1
Dasar Teori
·
Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus
urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat
ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).
·
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma
ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme
penyebab infeksi.Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan
dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual. (evelyn pearce, 2002).
·
Cara oragan reproduksi sangat menakjubkan. Sel benih testis pada orang
laki-laki, maupun sel benih ovarium pada perempuan tampak pada awal kehidupan
janin. Kejadian, bagaimana sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat
yang telah ditentukan, yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung
dan indah. (evelyn pearce, 2002)
·
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ
genetalia interna. Organ genatalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk
sanggama, sedangkan organ genetalia interna untuk ovulasi,tempat pembuahan sel
telur,translasi blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin. Endometrium
adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim. Permukaannya terdiri atas
selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar sekresi mukosa rahim yang
berbentuk invaginasi ke dalam stroma selular. Kelenjar dan stroma mengalami
perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan dan pertumbuhan baru
setiap sekitar 28hari. Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa,
ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap
spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala) yang berbentuk lonjong
agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian yang silindrik(leher)
yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran spermatozoa dapat
bergerak cepat. (Sarwono Prawirohardjo, 2012)
·
Masa reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15-45 tahun. Selama masa
reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan
pembentukan korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksi
hipotalamus-hipofisis-gonad dimana melibatkan filokel dan korpus luteum,
hormone steroid, gonadotropin hipofisis dan faktor autokrin ataupun parakrin
bersatu menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan ovarium untuk
menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin,
parakrin/intrakrin , neuron dan system immun. ( Buku Ilmu Kandungan Edisi
Ketiga Sarwono Prawirohardjo , tahun 2011)
·
Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ;
Organ-organ
eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora, labia
minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum.
Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhan fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus ,
servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus. (Buku Perawatan Ibu
Bersalin, tahun 2008)
BAB III
Pembahasan
3.1
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
·
Anatomi sistem reproduksi pria
Struktur
luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
1.
Penis
Penis
terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan
yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan
dorsal. Ujung penis disebut glans. Penis berfungsi sebagai penetrasi.
Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks
uterus. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).
Penis
terdiri dari:
- Akar
(menempel pada didnding perut)
- Badan
(merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans
penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
2.
Skrotum
Skrotum pada
dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis
dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat
sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga
tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam
abdomen.
3.
Testis
Testis
berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis
merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar
4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum
bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding
pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis.
Duktus
Duktuli
1.
Epididimis
Merupakan
suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan
dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran
epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan
bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas
deferens
Fungsi dari
epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.
2.
Duktus Deferens
Merupakan
kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
3.
Uretra.
Uretra
berfungsi 2 fungsi:
- Bagian
dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
- Bagian
dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
Struktur dalam organ reroduksi pria terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
1.
Vas deferens
Vas deferens
merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal
dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam
bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis,
duktus ini melewati korda spermatika menuju abdomen.
2.
Uretra
Uretra
berfungsi 2 fungsi:
- Bagian
dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
- Bagian
dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
3.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4
lobus yaitu:
-
Lobus posterior
-
Lobus lateral
-
Lobus anterior
-
Lobus medial
Fungsi
Prostat:
Menambah
cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini
terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.
4.
Vesikula Seminalis
Prostat dan
vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam
kepala penis.
Fungsi
Vesika seminalis :
Mensekresi
cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen
·
Fisiologi sistem reproduksi pria
1.
Hormon pada pria
a.
FSH
Menstimulir spematogenesis.
Menstimulir spematogenesis.
b.
LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c.
Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon
testoteron pada pria:
Sebelum
lahir:
a.
Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong
penurunan testis ke skrotum
Efek
reproduksi
c.
Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting
dalam spermatogenesis
e.
Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2.2.
Spermatogenesis
Spermatogenesis
adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap
akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
2.3 Anatomi
dan Fisioligi Sistem reproduksi Wanita
·
Anatomi sistem reproduksi wanita
Yang terdiri
dari:
a. Tundun
(Mons veneris)
Bagian yang
menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas simfisis pubis
b. Labia
Mayora
Merupakan
kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di
bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut,
yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian
dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 –
3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.
c. Labia
Minora
Bibir kecil
yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan
frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
d. Klitoris
Merupakan
bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2
buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e.
Vestibulum (serambi)
Merupakan
rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2
buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
f. Himen
(selaput dara)
Terdiri dari
jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian
besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita
berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku
dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior
g. Perineum
(kerampang)
Terletak di
antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi
untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
3.4
Siklus Oogenesis.
3.5
Proses Terjadinya Menstruasi.
Proses
menstruasi mengalami 4 fase yakni;
·
Fase Menstruasi
·
Fase praovulasi
·
Fase ovulasi
·
Fase pasca-ovulasi
A.
Fase Menstruasi : Bila sel telur tidak dibuahi,maka setelah berusia
tertentu korpus lenteum tertentu yang merupakan pemproduksi hormon estrogen dan
progresteron menghentikan aktifitasnya,akibat kadar hormon tersebut di dalam
darah mengalami reduksi mendadak. Peristiwa ini terjadi 5hari awal menstruasi.
Turunya kadar estrogen dan progesteron secara mendadak berakibat lepasnya ovum
dan robeknya endoterium yang menebal. Robek dan hancurnya endoterium
menyebabkan tipisnya dinding rahim.
B.
Fase praovulasi : turunnya progesteron memungkinkan hipofisis mensekresi
FSH merangsang volikel dalam ovarium untuk memproduksi hormon estrogen.
Esterogen ini akan menghambat hipofisis memproduksi FSH tetapi memacu hipofisis
memproduksi LH. Di samping ini esterogen juga merangsang penebalan endometerium
rahim.
C.
Fase ovulasi : Terhentinya produksi FSH oleh hipofisis akibat pengaruh
tingginya kadar esterogen, memungkinkan hipofisis menghasilkan hormone LH.
Hormone LH merangsang pematangan ovum dan meninggalkan folikel. Peristiwa ini
disebut ovulasi. Folikel yang ditinggalkan telur akan mengerut dan berubah
menjadi karpus luteum(badan berwarna kuning). Badan ini berfungsi memproduksi
progesteron. Fase ini terjadi pada sekitar hari ke-14 dari waktu menstruasi
yang berkisar 24-35hari (28hari).
D.
Fase pasca-ovulasi : fase ini adalah antara fase ovulasi dengam menstruasi
berikutnya. Jadi berlangsung dari hari ke 15 hingga hari ke 28. Hormone yang berperan
pada fase ini adalah hormone progestron dan estrogen yang dihasilkan korpus
luteum. Bila, tidak terjadi pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikans ‘9badan berwarna putih)yang kemampuan memproduksi esterogen dan
progestron rendah. Akibatnya, kadar kedua hormone ini di dalam dareah menurun.
Keadaaan ini menyebabkan hipofisis aktif memproduksi FSH dan selanjutnya LH.
Fase menstruasi ini bersambung dengan fase berikutnya, sehiingga terjadi siklus
menstruasi.
3.6
Siklus kehamilan.
Pada fase
ini hormone-hormone yang bekerja adalah;
a)
Esterogen dan progestron hingga kehamilan trimester ke-1 hormone ini di
produksi oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum
diganti oleh plasenta.
b)
Prolaktin, yakni hormone yang merangsang kerja kelenjar susu, sehingga pada
saat diperluka sudah siap berfungsi. Hormone ini juga berfungsi mengatur
metabolisme ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin. Hormone ini di produksi
oleh plasenta.
a.
Perkembanagn janin.
Apabila di
tuba falopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot, maka zigot yang terbentuk
ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Di rahim
zigot akan berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Agar dapat
tumbuh dan berkambang janin membutuhkan maknan. Maknan tersebut berasal dari
tubuh induk dengan perantara plasenta.
Embrio yang
berkembang di dalam rahimdibungkus oleh bermacam-macam selaput. Selaput itu
berfungsi untuk;
a)
Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan
b)
Membantu proses pernapasan dan ereksi dan fungsi-fungsi lainya selama kehidupan
di dalam rahim.
Selaput
pembungkus embrio ini terdiri atas amnion, korion, sakus, sikus vitelinus,dan
alantois.
Sakus
vitelinus (kantong kuning telur) yang terletak anatara amnion dan plasenta,
merupakan tempat pemunculan sel-sel darah dan pembulu-pembuulu darah yang
pertama.
Amnion
merupakan selaput yang membatasi ruang amnion dimana terdapat embrio. Dinding
amnion menghasilkan getah ketuban yang berguna untuk menjaga embrio tetap basah
dan tahan goncangan.
Korion
merupakan selaput yang berada di sebelah luar amnion. Koroin dan alantois akan
tumbuh keluar membentuk jonjot dan akan
beberberhubungan
dengan dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembulu-pembulu darah yang
berhubungan dengan peredaran darah induknya,dengan perantara plasenta.
Alantois
terdapat di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilan dan yang menetap
pembulu-pembulu darah yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dan
plasenta. Plasenta dan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Didalmnya terdapat
dua buah pembulu nadi dan sebuah pembulu balik yang berhubungan dengan
pembulu-pembulu darah didalam plasenta. Pengangkutan sari-sari makanan dan
oksigen berlangsung dari pembulu darah induknya melalui plasenta ke tali pusat
selanjutnya ke pembulu darah embrio. Sedangkan, zat sisa (limba) dan CO2
berlangsung dari pembulu darah embrio ke pusat terus ke plasenta dan akhirnya
kembali di alirkan ke pembulu darah ibu.
3.7
Siklus Kelahiran.
Setelah
tumbuh didalam rahim lebih kurang selama 40minggu, maka bayi dalam rahim sudah
sempurna dan siap lahir. Hormone yang berperan dalam proses kelahiran ini
adalah ;
a)
Hormone relaksian, mempengaruhi peregangan otot pada sinfisis pubis.
b)
Hormone esterogen, berperan mengatasi pengaruh hormon progrestron yang
menghambat kontraksi dinding rahim.
c)
Hormon protaglaudin, berperan mangatasi pengaruh hormon progrestron. Hormon ini
diproduksi oleh semua sel.
d)
Hormon aksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding utera.
3.8
Siklus Menopose.
Pada
menopouse atau masa klimakterium dalam hidup seorang wanita terjadi kira-kira
umur 45-50tahun. Tetapi juga bisa lebih awal atau lebih kemudian. Menstruasi
berhenti biasanya diiringi gejala-gejala tertentu seperti perubahan vasomotorik
dengan banyak keringat, muka rasa panas. Jaringan buah dada sering
mengkerut,tetapi bila terjadi kencenderungan menjadi gemuk, jaringat tersebut
bisa diganti dengan lemak. Perubahan ke arah senil terjadi di dalam ovarium,
yaitu menjadi kecil dan hormon tidak dibuat lagi.
3.9
Penyakit pada sistem reproduksi.
Gonorhea
(kencing nanah)
•
Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan melalui hubungan seksual.
•
Akibat: radang pada organ reproduksi yang menyebabkan kemandulan, mata,
persendian dan selaput otak pada bayi
•
Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung saluran kencing dan terasa panas
(terbakar) saat buang air kecil
Sifilis
•
Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan seksual
•
Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang
hati,susunan syaraf dan otak
Herpes
genital
•
Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan melalui hubungan
seksual
•
Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan menyebabkan kanker rahim
Keputihan
(fluor albus)
•
Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans, protozoa Trichomonas
vaginalis, bakteri dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang
mengandung gula dan hangat, sering ditemukan pada wanita hamil dan penderita
diabetes melitus. Akibat: gangguan pada organ reproduksi wanita
Aids
(Acquired Immune Deficiency Syndrome)
•
Penyebab: virus HIV (Human Immunodedeficiency Virus)
•
Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap penyakit karena virus ini
menyerang sel-sel darah putih
•
Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS. Orang yang
terinfeksi virus HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih tergantung
daya tahan tubuh
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan.
Anatomi
sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ; Organ-organ
eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora, labia
minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum.
Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhan fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus ,
servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus. Cara oragan reproduksi
sangat menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih
ovarium pada perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana
sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan,
yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah
Saran.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan pengetahuan
serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih
dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari Ibu
Greace untuk dapat membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
Daftar
Pustaka.
Prawirohartono
slamet, 1999 Sains Biologi-2b Jakarta Bumi Aksara.
Pearce
Evelyn,2008 Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis jakarta
PT.Gramedia.
Prawirohardjo
Sarwono, 2012 Ilmu Kebidanan Jakarta PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo
Sarwono, 2012 Ilmu Kandungan Jakarta PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
MLB Predictions Today Picks & Parlays - FreeBASINO ミスティーノ ミスティーノ gioco digitale gioco digitale クイーンカジノ クイーンカジノ 5123Fixed Tips Today Free - Sports betting tips on football
BalasHapus